Jumat, 29 April 2016

TARI TRADISIONAL KALIMANTAN BARAT

1. Tari Manang
manang
Merupakan tari penyembuhan yang terdapat  pada seluruh masyarakat Dayak. Tari ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali. Tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Balian
2. Tari Pingan
pinang
Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.
3. Tari Jonggan
d
Merupakan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayan di daerah Kubu Raya, Mempawah, Landak. Tarian ini menceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini para tamu yang datang umumnya diajak untuk menari bersama
4. Tari Kondan
kondan
Merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak kabupaten Sanggau Kapuas. Kesenian Kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. Kesenian ini dilakukann dengan cara menari bersama dan berbalas pantun.

TARI TRADISIONAL SUMATERA SELATAN

1. Tari Gending Sriwijaya


Gending Sriwijaya merupakan lagu daerah dan juga tarian yang cukup populer dari kota Palembang Sumatera Selatan. Lagu Gending Sriwijaya ini dibawakan untuk mengiringi tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara Lirik lagu ini juga menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia.
Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan ini dibawakan untuk menyambut tamu-tamu agung. Biasanya tarian ini dibawakan oleh sebanyak 13 orang penari, yang terdiri dari 9 orang penari inti dan 4 orang pendamping dan penyanyi :
  • Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih), 
  • Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak),
  • Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri),
  • Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria),
  • Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya, 
  • Dua orang pembawa tombak (pria).
Namun saat ini  penyanti gending sriwijaya sudah banyak digantikan dengan media digital dan elektronik seperti VCD maupun tape recorder.


2. Tari Tanggai


Tari Tanggai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Selatan yang juga dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan. Berbeda dengan tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga. 
Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.

3. Tari Mejeng Basuko

Tarian mejeng basuko adalah tarian khas muda mudi Sumatera Selatan (Sumsel). Tarian ini menggambarkan muda mudi yang berkumpul dan bersenda gurau untuk menarik hati lawan jenisnya. Tak jarang ada yang sampai jatuh hati dan mendapatkan jodoh dari pertemuan tersebut.

4. Tari Rodat Cempako

Tarian Rodat Cempako adalah tarian khas masyarakat Sumsel yang dipengaruhi oleh gerakan dari Timur Tengah. Tarian Rodat Cempako ini merupakan tarian masyarakat Sumsel yang bernafaskan Islam.

5. Tari Tenun Songket

Tarian Tenun Songket dari Sumatera Selatan ini menggambarkan masyarkat Sumsel khususnya kaum wanita yang memanfaatkan waktu luangnya untuk menenun kain songket dan kerajinan tangan.

6. Tari Madik / Nindai

Tari Madik / Nindai adalah tarian khas Sumatera Selatan yang menggambarkan proses pemilihan calon menantu. Di Sumatera Selatan terdapat kebiasaan dimana orang tua pria akan berkunjung ke rumah calon menantunya untuk melihat dan menilai (Madik dan Nindai) kepribadian sehari-hari calon menantu tersebut.


Selengkapnya : http://www.tradisikita.my.id/2015/04/6-tari-tradisional-sumatera-selatan-dan.html#ixzz47CKckk8L 
Follow us: @kangdede on Twitter | dede.mahmud on Facebook

TARI TRADISIONAL SUMATERA BARAT


1. Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Pasambahan Minang


Tari Pasambahan Minang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang ditujukan untuk menyambut kedatangan tamu yaitu sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu yang datang. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan saat menyambut tamu dan saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Setelah Tari Pasambahan kemudian dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih dalam Carano kepada Sang tamu, sedangkan pada acara penyambutan pengantin pria, Daun sirih dalam Carano disuguhkan kepada pengantin pria sebagai wakil rombongan dan juga kepada kedua orangtua pengantin pria.


Pada saat ini tari Pasambahan Minang tidak hanya ditampilkan untuk menyambut tamu saja, akan tetapi kerap kali dipertunjukan pada pementasan seni dan budaya Sumatera Barat.




Berikut ini adalah video tari tradisional Sumatera Barat yaitu Tari Pasambahan Minang yang diambil dari youtube.com

 

2. Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Piring


Tari Piring atau disebut tari piriang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang berasal dari Solok Sumatera Barat. Tari Piring masih terus lestari hingga sampai saat ini. Tarian piring memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh berbagai alat musik tradisional Sumatera Barat seperti talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan pecahan piring yang dilontar ke tanah akan dipijak oleh penari-penari tersebut.

Tari piring pada awalnya merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Solok sebagai rasa syukur kepada para dewa akan hasil panen yang melimpah ruah. Tarian ini menggunakan media piring yang diisi dengan berbagai sesaji. Namun ketika agama islam masuk ke Mingangkabau, tari piring tidak lagi menjadi acara ritual, akan tetapi tarian ini berubah menjadi sara hiburan dan kesenian daerah.

3. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Payung


Tari payung merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi kekasih tersebut dengan payungnya.Tari payung memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita.Musik yang mengiringi tari payung ini sangat dinamis. Tari payung biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.


4. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Indang Minangkabau


Pengertian Tari Indang adalah salah satu kesenian anak nagari wilayah Pesisir Minangkabau khususnya di Pariaman yang sudah berkembang sejak abad ke 13 seiring dengan masuknya agama Islam ke Minangkabau. Awalnya Kesenian ini dimainkan oleh 13 orang penari plus 1 orang tukang dzikir dan syair yang berisi pujian terhadap nabi (Shalawat Nabi), pemain memainkan alat musik tambourin mini yang disebut dengan rapai. Tari indang pada awalnya digunakan sebagi media dakwah yang biasanya dimainkan pada malam hari dan pada peringatan hari-hari besar islam serta pada acara besar lainnya sepeti penyambutan tamu, pengankatan pejabat dll. 
Tokoh yang memperkenalkan sekaligus pembuat gerakan tari indang Rafa’i beliau adalah salah seorang pengikut syaikh Burhanuddin seorang ulama dan tokoh penyebaran islam daerah sumatera barat, Sejarah Tari Indang Tari indang tidak seperti seni tari pada umumnya, tari Indang tidak menonjolkan gerakan tubuh yang penari dalam pertunjukannya. Karena pada dasarnya tari Indang adalah salah satu bentuk sastra lisan dan media dakwah yang dalam penyampaiaannya lebih mengedepankan permainan rebana dan dendangan syair - syair yang biasanya bernafaskan Islam.


Tari indang Minangkabau ini juga disebut dengan tari badindin. 

5. Tarian Tradisional Sumatara Barat - Tari Lilin


Tari Lilin adalah tarian tradisional Sumatera Barat. Tari lilin ini merupakan tarian istana pada zaman dahulu yang dilakukan pada malam hari. Para penari yang melakukan tarian lilin terdiri dari beberapa orang yang menggunakan piring kecil yang berisi lilin menyala ditangannya. Tari lilin selalu diiringin oleh musik yang dibawakan oleh sekelompok musisi. Tari lilin dilakukan dengan sangat hati-hati, agar piring yang ada ditangan tidak jatuh serta lilin yang ada dalam piring tersebut tidak mati.


6. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Tempurung



Tari Tempurung adalah tarian yang menggunakan tempurung sebagai properti tariannya, dikenal sekitar tahun 1952 oleh Ali Muhammad, sekitar tahun 1970 hingga 1980 tari Tempurung dikenal sampai ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk, tetapi pada tahun 1990 sampai sekarang tari Tempurung sudah jarang ditarikan oleh masyarakat di Kanagarian Batu Manjulur. Fungsi tari Tempurung sebagai hiburan bagi masyarakat Batu Manjulur dan sebagai media komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat Batu Manjulur. Busana khas Minangkabau yang berwarna hitam digunakan sebagai tata busana tari Tempurung. Tari Tempurung saat ini kurang eksis di masyarakat Kanagarian Batu Manjulur, faktor penyebabnya adalah kurang minatnya generasi muda untuk mempelajari tari tradisional karena tari Tempurung yang monoton dari segi gerak dan musik pengiringnya.


7. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Randai


Randai adalah seni pertunjukan teater khas Minangkabau yang merupakan gabungan dari seni peran, seni tari, seni musik dan seni beladiri.

Pertunjukan randai ini diadakan di lapangan terbuka di kampung hampir di seluruh nagari di kabupaten Solok dan juga Sumatera Barat. Pemain Randai tergabung dalam kelompok seni Randai yang anggotanya terdiri dari anak anak dan orang dewasa. Pada Kelompok Randai zaman dahulu tidak ada anggota randai wanita, sehingga untuk memerankan seorang wanita salah seorang anggota randai didandani mirip wanita. Pemain pemeran wanita ini disebut bujang gadih. Seiring perkembangan zaman, sekarang sudah banyak kelompok randai yang memiliki anggota wanita.

8. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Alang Babega Minangkabau


Tari Alang Babega Minangkabau adalah  salah satu tarian Khas minangkabau yang dipengaruhi etnis Mentawai. Tarian ini menggambarkan burung elang yang melayang layang diudara dengan mengepakkan sayapnya untuk mencari mangsa, kemudian menukik dan menyambar ayam.

9. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Sabalah Sumatera Barat


Tari Sabalah adalah tarian yang menggambarkan martabat kaum wanita di Sumatera Barat.

10. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Gelombang

Tari galombang adalah salah satu tari tradisional Minangkabau yang hampir dimiliki oleh setiap negeri. Tarian ini selalu ditampilkan pada upacara penyambutan tetamu yang dihormati seperti Ketua adat atau Penghulu, Guru Silat, dan Penganten.

Dalam bentuk dua baris berbanjar ke belakang, tarian aslinya ditarikan oleh puluhan lelaki, ada yang bentuknya menghadap kepada tetamu satu arah sahaja, dan ada pula yang dua arah. Istilah dalam tari ini pun bermacam-macam pula, seperti bagalombang (menarikan galombang), galombang duo baleh Tari yang ditarikan 12 orang), galombang manyongsong (dalam bentuk satu arah) , dan galombang balawanan (dalam bentuk dua arah dari pihak tuan rumah dan dari pihak tetamu).

Pergerakan tarian yang berawal dari aktivitas silat tersebut tercipta dari bentuk variasi gerak yang bentuknya seperti gelombang laut. Kemudian dengan mempergunakan olahan ritma, ruang, dan tenaga, maka terbentuklah pergerakan tari yang indah. Keindahannya jelas terlihat jika semua penari serempak bergerak tinggi kemudian merendah, sambil maju dan mundur dengan perlahan, seperti gelombang air laut. 

11. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Ambek Ambek Koto Anau

Tari Ambek-Ambek berawal dari tingkah laku anak-anak yang bermain, bergelut, atau bercanda pura-pura berkelahi dengan menggunakan gerakan pencak atau merupakan olah gerak dan rasa sebagai satu bentuk materi permainan anak nagari. tari Ambek-Ambek adalah tari tradisi Koto Anau. 

12. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Kain Paisia Selatan

Tari Kain berasala dari Pasisia Salatan atau Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Sebuah tarian dari wilayan kepulauan kepulauan

13. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari barabah

Tari Barabah adalah tarian tradisional Sumatera Barat yang ditampilkan oleh putra dan putri secara berpasangan menampilkan gerak bunga silat dengan Ketepatan melakukan teknik-teknik gerak tubuh, tangan, kaki, kepala dan ekspresi wajah.

14. Tarian Tradisional Sumatera Barat -

Tari Rancak Di Nan Jombang Sumatera Barat 
Tarian ini berasal dari Sumatera Barat. Nama tarian tersebut berasal dari kata "Rancak" atau cantik dan "di nan Jombang" atau Gagah 


15. Tarian Tradisional Sumatera Barat -

Tari ini menggambarkan keteguhan hati masyarakat Bawean dalam iman Agama Islam yang merupakan agama anutan masyarakat seluruh Bawean. Syair dan geraknya menggambar kecintaan pada Sang Khaliq Allah SWT dan kekasih hati utama Rasul Nabi Akhiruzzaman Muhammad SAW sang pembawa kebenaran. 

16. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Panen


Tari Panen Yaitu tari yang menggambarkan kehidupan petani, mulai dari mencangkul, membajak, dan memanen


Kamis, 28 April 2016

TARI TRADISIONAL PAPUA


1. Tari Musyoh


Tari Musyoh adalah tari tradisional Papua yang merupakan tarian sakral suku adat yang ada di Papua yang bertujuan untuk menenangkan arwah suku adat papua yang meninggal karena kecelakaan. Suku adat Papua tersebut mempercayai bahwa apabila ada yang meninggal karena kecelakaan, maka arwahnya tidak tenang, sehingga dilakukanlah tarian skral ini (Tari Musyoh) untuk menenangkan arwah orang yang kecelakaan tersebut.

Tari tradisional Musyoh ini diiringi oleh alat musik tradisional Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa ini juga digunakan pada beberapa tarian dari Suku Adat Papua lainnya.


2. Tari Sajojo


Tari Sajojo adalah merupakan tarian pergaulan berbagai suku adat di Papua. Tarian ini sudah cukup terkenal sebagai tarian penyambut tamu yang sering dipertunjukan dalam acara penyambutan tamu maupun acara lainnya.

Para penari sajojo menari dengan cara melompat dan menghentak-hentakkan kakinya. Berbagai alat musik tradisional Papua seperti tifa juga dipergunakan untuk mengiringi tari sajojo ini.
Tari Sajojo ini mulai terkenal sekitar tahun 1990an. Bahkan sejak saat itu, tarian ini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tarian yang dinamis ini memang bisa dilakukan oleh semua orang. Dalam perkembangannya musik pengiring tari sajojo ini makin berkembang bahkan diantaranya sudah menggunakan musik modern yang banyak dikenal masyarakat. Tarian ini kerap diiringi lagu daerah Papua, Sajojo. Lagu Sajojo ini menceritakan tentang gadis cantik papua yang menjadi idola di kampungnya.

3. Tari Yospan


Tari Yospan merupakan tarian pergaulan muda-mudi di Papua. Tarian ini muncul sekitar tahun 1960 dan bahkan pernah populer dan dipergunakan sebagai gerak pada senam kesehatan jasmani.

Kata Yospan sendiri merupakan akronim dari Yosim Pancar yang merupakan nama tarian tersendiri. Tari yospan ini memang merupakan penggabungan dari 2 tarian tradisional suku Papua. Yosim merupakan tarian dari daerah Teluk Sairei, sedangkan tari Pancar berasal dari daerah Biak, Numfor dan Manokwari.

Gerakan tarian Yospan terinspirasi saat pesawat-pesawat bermesin jet mulai mendaratkan rodanya di Biak sekitar 1960 an saat terjadi konflik antara Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Indonesia. Pada waktu itu, banyak pesawat-pesawat tempur MiG buatan Rusia yang dipacu oleh pilot-pilot Indonesia terbang di atas langit Biak tepatnya di atas Bandara Frans Kaisiepo sambil melakukan gerakan-gerakan aerobatikGerak tarian ini yaitu gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik, dan menarik. Gerakannya dilakukan dengan cara berjalan sambil menari berkeliling lingkaran di iringi oleh musisi yang menyanyikan lagu asal daerah Papua. Gerakan yang terkenal dalam tarian ini adalah pancar gas yang merupakan representasi dari pesawat-pesawat yang melintas dan meninggalkan awan putih di langit,gale-gale, jef,pacul tiga,seka dan sebagainya

Tarian Yospan ini biasanya dilakukan oleh 2 Grup terdiri dari grup penari dan musisi. Alat musik pengiring tarian yospan antara lain tifa, gitar, ukulele dan bas bersenar 3. Tidak ada patokan khusus pada Pakaian yang dikenakan penari dan musisi dalam tarian yospan. Setiap grup Yospan memiliki pakaian tersendiri namun masih mencirikan pakaian Papua.

Selain ketiga tari tradisional diatas, masyarakat Indonesia juga sudah mengenal tari kreasi yang berasal dari Papua yaitu tari yamko rambe.
 
Demikian Sobat tradisi, pengenalan kita pada tarian tradisional Papua. Semoga artikel ini menambah khasanah pengetahuan Sobat Indonesia.

TARI TRADISIONAL JAWA TENGAH


Macam-Macam Tarian Tradisional Jawa Tengah

Tari Serimpi
Serimpi sama artinya dengan bilangan empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa artinya “impi atau mimpi”. Tarian Serimpi merupakan tarian yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini ditarikan oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan Jawa. Gerakan tangan dari sang penari yang lambat dan gemulai adalah ciri khas dari tarian Serimpi Yogyakarta. Dari ke 4 putri tersebut, masing-masing melambangkan unsur dunia, yaitu : grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal dimaksud melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4 penjuru mata angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat buruk. Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang Pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak, Gulu, Dhada dan Buncit.
Tari Serimpi muncul ketika masa Kerajaan Kerajaan Mataram yang diperintah oleh Sultan Agung (1613-1646) dan tari ini di pentaskan hanya dilingkungan keraton untuk upacara kenegaraan yaitu kenaikan tahta kesultanan, dalam pekermbangannya tari serimpi pecah seiring dengan Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta pada tahun 1775.
Di Kesultanan Yogyakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 2 yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
Macam Macam Tari Serimpi
  • Tari Serimpi Cina ( tari putri klasik di Istana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dengan pakaian china )
  • Tari Serimpi Padhelori ( diciptakan oleh Diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VI dan VII)
  • Tari Serimpi Pistol ( diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana VII)
  • Tari Serimpi Merak Kasimpir (diciptakan oleh  Sultan Hamengku Buwana VII )
  • Tari Serimpi Renggawati (diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana V ) dengan 5 penari
  • Tari Serimpi Pramugari (diciptakan oleh  Sultan Hamengku Buwana VII )
  • Tari Serimpi Sangopati ( diciptakan oleh karya Pakubuwono IV )
  • Tari Serimpi Anglirmendhung ( diciptakan oleh R.T. Warsadiningrat, Anglirmedhung ini digubah oleh K.G.P.A.A.Mangkunagara I.) dengan awalnya 7 penari menjadi 4 penari
  • Tari Serimpi Ludira Madu ( Paku Buwono V ) 4 orang penari
Tari Langen Asmoro
Tari ini merupakan tari yang menganut gaya Surakarta, yang di ciptakan oleh Sunarno Purwoleleono pada tahun 1993. Tari ini disusun untuk menambah materi tari pasihan gaya surakarta serta guna materi ujian Hartoyo Di Taman Budaya Surakarta. Tari langen Asmara merupakan salah satu komposisi tari pasangan yang bertemakan percintaan dimana dalam tari tidak terdapat konflik, yang menggambarkan sepasang kekasih yang sedang berpacaran dan bersenang senang.
Tari Driasmara
Tari Driasmara hampir sama dengan Tari Langen Asmoro namun yang jadi teman adalah percintaan antara Panji Asmara Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tari ini disusun oleh Sunarno Purwolelono pada tahun 1976. Driasmara berasal dari kata driya yang bearti hati dan asmara yang berarti asmara, driasmara dimaksudkan hati yang sedang dilanda asmara. Rasa yang muncul/ terkandung dari tari Driasmara yaitu romantis, penuh kasih, saling mengasihi satu sama lain, cinta kasih. Tari driasmara menggambarkan sepasang kekasih yang sedang memadu cinta, melambangkan suatu hubungan percintaan antara dua orang yang berlawanan jenis. Pada dasarnya tari ini menggambarakan bermacam-macam perasaan manusia yang terlibat dalam suatu percintaan.
Tari Bambangan Cakil
Tari yang diadaptasi dari Pementasan wayang kulit yang berjudul Perang Kemabang. Tari ini menceritakan perang antara ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan, keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.
Tari Sintren
Tari ini berasal dari pekalongan, tari ini menggambarkan cerita cinta sulasih dengan sulandono, kisah dari tari ini adalah Sulandono adalah putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih, seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Baurekso. Akhirnya R.Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Walaupun begitu di ceritakan kalau mereka berdua masih bisa ketemuan dalam alam gaib, dengan yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana Sulasih muncul sebagai penari maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara SulasihdanR.Sulandono. Sintren diperankan oleh seorang gadis yang masih suci
Demikianlah Tari Tradisional Jawa Tengah yang unik dan harus kita lestarikan karena merupakan aset budaya bangsa yang terus kita jaga selamanya.

TARI TRADISIONAL SUMATERA UTARA

1. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Piso Surit.


Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung pincala (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang sedang memanggil-manggil.

Lagu Piso Surit  karya Djaga Depari dalam bahasa Karo, dengan lagu yang bernuansa tradisional Karo k berkembang (dibuatkan) tariannya yang dikenal dengan tarian Piso Surit.
Dan berikut cuplikan tari tradisional karo Sumatera Utara - Piso Surit :



2. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Gundala - Gundala

Tari Gundala - Gundala adalah sebuah tari tradisional yang masih dilakukan oleh masyarakat di Desa Seberaya Tanah Karo. Tarian Gundala - Gundala ini dilakukan dengan menggunakan topeng kayu sebagai kostumnya. Tari Gundala-Gundala ini dilakukan untuk mendatangkan hujan.


3. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Baka

Tari Baka merupakan tarian tradisional masyarakat suku Karo. Tarian ini menggambarkan seorang paranormal / orang pintar yang sedang menyembuhkan orang sakit. Hal ini terkait dengan kebiasaan orang karo pada zaman dahulu, masyarakat di dataran tinggi Karo masih mengandalkan orang pintar atau paranormal. Hampir semua masalah yang ada disampaikan kepada orang pintar atau paranormal. Khususnya untuk masalah penyakit, masyarakat akan membawanya kepada orang pintar untuk disembuhkan. Dalam proses penyembuhannya orang pintar atau paranormal menggunakan sebuah keranjang dan mangkok khusus untuk tempat ramuan-ramuan obat.

4. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Tongkat


Tari Tradisional dari Tanah Karo yang satu ini menggambarkan kepercayaan orang Karo akan adanya roh halus, masyarakat Karo masih mempercayai adanya kekuatan gaib dan roh halus yang akan mendatangkan hal yang negatif pada kehidupan manusia. Dalam beberapa kegiatan kebudayaan, manusia yang memiliki ilmu gaib masih berperan penting untuk berhubungan dengan roh-roh halus. Tari Tongkat ini menggambarkan bagaimana manusia yang memiliki ilmu gaib ini mengusir roh-roh jahat yang masuk ke suatu tempat di pedesaan. Manusia tersebut menggunakan sebuah tongkat khusus yang disebut tongkat malaikat dan tongkat panaluan.



5. Tari Tradisional Karo Sumatera Utara - Tari Ndikkar


Tari Ndikkar lebih dikenal sebagai tarian bela diri atau pecak silat ala Tanah Karo Sumatera Utara. Ndikkar adalah bentuk pertahanan diri tradisional Karo atau Pencak Silat yang tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan kebudayaan masyarakat Karo. Ndikkar memiliki ciri-ciri : gerakan yang sangat lambat dan lembut tetapi di saat-saat tertentu gerakan tarian ini akan terlihat keras dan cepat. Khususnya masyarakat Karo, mereka mempelajari Pencak Silat hanya untuk pertahanan diri sendiri
Pada saat ini Ndikkar lebih banyak berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat.



Demikian Sobat, rangkuman dari 5 tari tradisional Karo Sumatera Utara. Walaupun banyak sekali tari tradisional yang berasal dari tanah Karo, akan tetapi baru 5 tarian yang bisa kami rangkum disini. Tentu saja akan kami kembangkan terus ketika ada informasi terbaru seputar tari tradisional mayarakat Karo Sumatera Utara. Semoga bermanfaat



TARI TRADISIONAL MANDAILING SUMATERA UTARA

1. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Tari Endeng Endeng

Tari Endeng - Endeng adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Tari Endeng-Endeng ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari, serta ungkapan kegembiraan Naposo Nauli Bulung (muda - mudi) saat bertanam dan panen raya
Dalam penampilannya, tari endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang
bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.



2. Tari Tradisional Mandailing Sumatera Utara - Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung

Tari Tor-Tor Naposo Nauli Bulung adalah merupakan jenis tarian tor-tor Sumatera Utara yang khusus ditarikan oleh pemuda2 dan pemudi secara berpasangan. Penampilan tari tor-tor naposo nauli bulung biasanya terdiri dari 3 penari wanita dan 3 penari pria, di barisan terdepan (na isembar) adalah para anak gadis yang memiliki marga yang sama misalnya Nasution, maka di barisan belakang (pangayapi) adalah para pemuda yang (harus) bermarga lain misalnya Lubis, atau sebaliknya para anak gadis di barisan depan (na isembar) bermarga Nasution, sedangkan dibarisan belakang (panyembar) harus bermarga Lubis, atau marga-marga lain seperti Rangkuti, Pulungan, Matondang, Daulae, dan Batubara